Gadgetkan – Masyarakat Indonesia dikenal cepat mengadopsi teknologi baru, termasuk kecerdasan buatan (AI). Namun, sebagian besar masih sebatas pengguna. Kondisi ini menjadi perhatian HP Indonesia, yang menilai pentingnya peran masyarakat sebagai kreator sekaligus inovator.
“Untuk berperan aktif di era AI, Indonesia butuh dukungan menyeluruh pada talenta dan ekosistem digital lokal. HP bangga bisa menjadi bagian dari perjalanan ini,” ujar Juliana Cen, Managing Director HP Indonesia.
HP menghadirkan Digital Equity Accelerator, bekerja sama dengan dua organisasi nirlaba lokal: Solve Education Foundation dan Markoding.
Menurut Juliana, inisiatif ini sejalan dengan misi HP menciptakan kesetaraan digital berbasis komunitas.
“Baca Juga : Mengenal Perbedaan Chromebook dan Laptop Windows Sebelum Membeli”
Tak hanya di kota besar, HP juga menjangkau daerah terpencil. Bersama Real Madrid Foundation, HP membawa program edukasi untuk siswa usia 9–17 tahun di sembilan desa di Hu’u, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.
Program ini mengintegrasikan pembelajaran berbasis olahraga dengan akses ke PC, kurikulum digital inklusif, dan solusi teknologi HP. Tujuannya, membekali siswa dengan keterampilan hidup penting sejak dini.
HP juga meluncurkan HP Campus Connect di beberapa universitas di kawasan Timur Indonesia. Melalui seminar, pelatihan, hingga kompetisi esports, program ini memperkenalkan pemanfaatan AI untuk produktivitas akademik dan membuka wawasan karier di industri teknologi, gaming, dan kreatif digital.
“Simak Juga : Motorola Resmi Rilis Moto G06 Series”
Hingga akhir 2024, program kesetaraan digital HP telah menjangkau lebih dari 65 juta orang di seluruh dunia. Angka ini ditargetkan mencapai 150 juta orang pada 2030. Di Indonesia, HP terus memperluas dampaknya melalui sekolah, ruang publik, hingga program kewirausahaan lokal lewat platform HP LIFE yang dikembangkan bersama UNIDO.
Juliana menegaskan bahwa membangun ekosistem AI tidak cukup hanya dengan mengadopsi teknologi. Investasi pada sumber daya manusia adalah kunci. “Kami percaya masa depan AI ditentukan oleh mereka yang mampu menciptakan dan menginovasi, bukan sekadar menggunakan,” pungkasnya.