Technohacks

Sasaran Mata-Mata Hacker: Daftar Smartphone Android yang Rentan Diterobos Keamanannya

Gadgetkan – Sasaran mata-mata hacker kini semakin beragam, dengan ratusan juta smartphone Android yang diduga memiliki celah keamanan yang bisa dimanfaatkan oleh hacker untuk mengakses perangkat tanpa sepengetahuan pemiliknya. Peneliti dari perusahaan keamanan Check Point mengungkapkan bahwa perangkat yang dibuat oleh beberapa produsen besar seperti Samsung, HTC, LG, dan ZTE, termasuk yang menggunakan versi Android terbaru, berpotensi menjadi sasaran serangan hacker. Celah ini muncul dari perangkat lunak yang diinstal oleh produsen pada smartphone, yang tidak bisa dinonaktifkan oleh pengguna, dan berisiko dieksploitasi oleh aplikasi berbahaya.

Menurut Check Point, perangkat lunak yang terinstal ini memungkinkan hacker untuk mendapatkan akses ke smartphone, mencuri informasi pribadi seperti kontak, data pribadi lainnya, serta melacak lokasi pengguna. Bahkan, hacker dapat menyadap mikrofon smartphone tanpa diketahui oleh pemiliknya. Seperti yang disampaikan oleh Gabi Reish, Vice President of Product Management Check Point, perangkat yang terinfeksi malware bisa berubah menjadi alat mata-mata tanpa sepengetahuan pengguna.

“Baca juga: Oppo Find X8 Meluncur di Indonesia, Jadi Ponsel Pertama dengan Dimensity 9400”

Cara Hacker Mengakses Smartphone Android

Celah keamanan pada smartphone Android ini biasanya berasal dari plugin atau program komputer yang diinstal oleh produsen sebelum perangkat dipasarkan. Plugin ini memungkinkan produsen atau operator jaringan untuk mengakses perangkat dari jarak jauh menggunakan alat dukungan seperti RSupport atau TeamViewer. Namun, masalah besar muncul ketika malware menginfeksi perangkat, karena malware dapat menyamar sebagai salah satu aplikasi yang menggunakan sertifikat keamanan palsu, yang memungkinkannya mengendalikan perangkat tersebut.

Sayangnya, pengguna tidak dapat menonaktifkan perangkat lunak yang berpotensi membahayakan ini. Dalam hal ini, Check Point menjelaskan bahwa perangkat lunak yang terinstal pada perangkat Android ini memiliki sistem verifikasi yang cacat, yang memudahkan aplikasi berbahaya untuk menyelinap ke dalam smartphone tanpa terdeteksi. Bahkan, meskipun pengguna memiliki sistem operasi Android versi terbaru seperti Android Lollipop, perangkat mereka tetap saja rentan terhadap serangan semacam ini.

“Simak juga: Apple Tawarkan Rp 1,5 Triliun untuk iPhone 16, Usai Pabrik Rp 157 Miliar Ditolak”

Tanggapan Dari Google dan Samsung

Menanggapi masalah ini, Check Point telah mengembangkan aplikasi scanner yang dapat mendeteksi kecacatan pada sistem keamanan tersebut. Sementara itu, Google dan Samsung, dua perusahaan besar yang terlibat, mengonfirmasi bahwa mereka akan merilis pembaruan keamanan reguler untuk smartphone Android guna menanggulangi celah keamanan ini. Google, melalui juru bicaranya, mengucapkan terima kasih kepada peneliti yang telah mengidentifikasi masalah tersebut dan menyebut bahwa sejumlah produsen perangkat telah memberikan pembaruan untuk mengatasi masalah ini. Perangkat Nexus sendiri tidak terpengaruh oleh masalah ini, dan Google juga menyarankan pengguna untuk menginstal aplikasi hanya dari sumber yang terpercaya, seperti Google Play.

Sementara itu, Samsung juga menambahkan bahwa mereka terus memantau aplikasi-aplikasi berbahaya menggunakan alat seperti VerifyApps dan SafetyNet. Mereka mendorong pengguna untuk lebih berhati-hati dalam mengunduh aplikasi dari sumber yang tidak jelas.

Daftar Merek Smartphone yang Rentan

Berikut adalah daftar merek smartphone Android yang terinfeksi celah keamanan tersebut, yang menurut Check Point dapat menjadi sasaran serangan hacker:

  • Archos
  • BenQ
  • Broadcom
  • Bullitt
  • CloudProject
  • Gigaset
  • Hisense
  • HTC
  • Huaqin
  • Huawei
  • Intel
  • Lenovo
  • LGEMC
  • Longcheer
  • Medion
  • Oppo
  • Pantech
  • Positivio
  • Prestigio
  • Quanta
  • Samsung
  • TCL
  • TCT
  • Unitech

Masalah ini menyentuh banyak merek terkenal, membuatnya semakin penting bagi pengguna untuk menjaga keamanan perangkat mereka dengan rutin memperbarui sistem keamanan dan menghindari aplikasi dari sumber yang tidak terjamin keamanannya.