Gadgetkan – Sebuah truk yang membawa ribuan perangkat Samsung, termasuk Galaxy Z Fold 7 dan Z Flip 7, menjadi target perampokan di dekat Bandara Internasional Heathrow, London. Kejadian tersebut terjadi setelah perangkat masuk truk untuk pengiriman darat. Ice Universe, bocor teknologi ternama, menyebut insiden itu mengungkap kerentanan dalam rantai distribusi gadget premium Samsung.
Menurut Yonhap News, total unit yang hilang tak hanya Z Fold 7 dan Z Flip 7, namun juga ribuan Galaxy Watch 8, Galaxy S25, dan Galaxy A16. Sumber menyebut ada sekitar 5.000 unit Z Fold 7 dan Z Flip 7 yang dicuri, serta 5.000 unit Galaxy Watch 8. Jumlah perangkat lain belum dipastikan dengan jelas, sehingga angka resmi masih bersifat indikatif.
“Baca Juga : iOS 26 Beta Resmi Dirilis: Ini Fitur Unggulan dan Daftar iPhone yang Mendukung”
Invetigasi awal memperkirakan kerugian akibat pencurian ini mencapai sekitar US$ 10,6 juta atau setara Rp 173 miliar. Nilai besar ini berasal dari harga eceran perangkat premium terbaru Samsung. Jika tak tertutup asuransi, kerugian seperti ini bisa mengguncang kepercayaan pasar dan mempengaruhi stok pra-pemesanan yang sebelumnya mencetak rekor.
Pihak berwajib mengonfirmasi bahwa truk ditemukan dalam kondisi kosong, tanpa perangkat yang semestinya ada. Kasus ini diyakini sangat terorganisir dan kemungkinan melibatkan orang dalam. Sejauh ini, polisi masih menyelidiki jejak pengiriman dan pihak yang mengakses lokasi sebelum pengangkutan terjadi.
“Simak Juga : OJK Ungkap Modus Penipuan Keuangan dengan Teknologi AI yang Kian Canggih”
Hingga tulisan ini dibuat, Samsung belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait pencurian ini. Namun laporan menyebut perusahaan telah mengasuransikan seluruh perangkat yang dicuri. Bila ini benar, maka potensi kerugian finansial dapat tertutup sepenuhnya. Selain itu, Samsung diyakini telah meminta pemblokiran IMEI untuk mencegah perangkat masuk pasar gelap.
Insiden ini menimbulkan pertanyaan serius terkait keamanan logistik distribusi perangkat elektronik bernilai tinggi. Samsung dan mitranya kemungkinan akan mengevaluasi prosedur angkutan, pengawasan lokasi bongkar muat, serta sistem pelacakan real-time. Jika tidak ditangani dengan cepat, pencurian semacam ini bisa menciptakan uji coba bagi praktik perampokan teknologi di masa depan.